Wednesday, October 25, 2017

Siapa Lebih dekat kepada Allah? Si Kaya atau Si Miskin?



Saat itu Nabi Muhammad saww sedang duduk di masjid Madinah dan memberi beberapa nasihat kepada para sahabatnya sambil menunggu datangnya waktu shalat.

Sesaat kemudian seseorang yang kaya raya dengan mengenakan pakaian mahal datang dan duduk di hadapan Nabi untuk turut serta mendengarkan khotbah beliau.

Tak berapa lama, datanglah seorang lagi yang juga ingin mendengarkan khotbah Nabi, kemudian duduk disamping orang kaya yang tadi.

Orang yang datang kedua tadi tidak kaya, bahkan sebenarnya ia sangat miskin. Pakaiannya sudah usang dan penuh tambalan.

Orang kaya tadi, yang berada disebelah orang miskin itu tidak suka dengan kehadiran si miskin. Ia beringsut dan menarik pakaian mewahnya yang baru itu agar tidak terkena pakaian usang orang miskin yang baginya kotor itu.

Nabi Muhammad saww menyaksikan apa yang telah dilakukan orang kaya itu dan tidak menyukainya. 

Nabi kemudian bertanya kepada si orang kaya itu mengapa ia melakukan hal itu? Apakah karena ia takut kekayaannya akan berpindah kepada orang miskin itu, ataukah ia takut kemiskinan orang itu akan berpindah kepadanya?

Orang kaya itu, yang sebenarnya bukan orang jahat, menyadari betapa ia telah melakukan hal yang salah. Ia pun benar benar menyesal dan meminta maaf. Ia bahkan menawarkan untuk memberikan separuh dari seluruh kekayaannya kepada orang miskin yang duduk di sebelahnya itu.

Orang  miskin itu mengatakan kepada si orang kaya bahwa dia menerima permintaan maafnya dan memaafkannya, tapi tidak menginginkan setengah dari kekayaannya karena dia tidak ingin mendapatkan sesuatu yang bukan dari hasil kerja kerasnya.

Pesan Moral:
Di mata Allah berapa kaya atau miskin seseorang tidak ada bedanya. Orang yang paling dekat dengan Allah adalah orang yang menaati perintahNya dalam setiap tindakan.