Saturday, December 9, 2017

Dua Pengembara dan Pohon Besar




Dua orang pengembara berjalan di siang hari ketika cuaca sangat panas. Tidak tahan dengan panasnya cuaca, mereka kemudian memutuskan untuk beristirahat sejenak di suatu tempat teduh.

Setelah beberapa saat, kedua pengembara itu menemukan sebuah pohon besar. Mereka segera merebahkan diri di bawah pohon itu. Angin yang berhembus menggoyang-goyangkan daun pohon sehingga mereka berdua terkantuk-kantuk karena seperti dikipas-kipas.

Kedua pengembara menikmati waktu istirahatnya dibawah cabang-cabang pohon besar itu, sesaat kemudian mereka merasakan lapar.

Sambil menatap cabang pohon, salah satu pengembara itu berkata kepada temannya, 

"Betapa tak berguna pohon ini. Tidak ada buah atau biji yang bisa kita makan,” katanya. Temannya diam saja tidak membantah perkataan itu.

Tapi pohon besar itu berguman, “Jangan kalian keterlaluan dalam mengingkari nikmat Allah.”  katanya  dalam diam yang tidak terdengar oleh kedua pemuda pengembara. 

"Bukankah aku sangat berguna bagi kalian sekarang ini?  Bukankah saat ini, aku melindungi kalian dari teriknya sinar matahari, dan kalian menyebutku tidak berguna sama sekali? gumamnya sedih.”  

Semua ciptaan Allah diciptakan dengan memiliki tujuan yang baik. Islam mengajarkan kita bahwa kita seharusnya selalu mensyukuri nikmat dari Allah.

 لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيْدَنَّكُمْ

Jika kalian bersyukur, maka akan Aku tambah (nikmat) untuk kalian

Raja dan Sepatu Kulit



Dahulu kala, hiduplah seorang raja yang memerintah sebuah kerajaan makmur. Suatu hari, ia memutuskan untuk pergi melakukan perjalanan mengelilingi kerajaan agar bisa memeriksa secara langsung keadaaan rakyatnya.


Di hari pertama, ia mengeluh kakinya terasa sakit. Mungkin karena  ini adalah pertama kalinya Raja melakukan perjalanan jauh, dan jalan yang dia lewati sangat kasar dan berbatu. 

Tak ingin kakinya sakit lagi untuk perjalanan esok hari, ia kemudian memerintahkan untuk menutupi setiap jalan di seluruh negerinya dengan lapisan karpet berbulu dari kulit.




Tentu saja  ini akan membutuhkan ribuan kulit sapi, dan harganya akan menjadi sangat mahal serta pasti akan menghabiskan sejumlah besar uang.

Lalu salah satu penasihat Raja yang bijak memberanikan diri untuk  memberi tahu raja, 


"Baginda, Kenapa anda harus mengeluarkan sejumlah uang yang tidak perlu itu? Kenapa juga harus mengorbankan sejumlah besar sapi yang bisa jadi bahan makanan dan ternak masyarakat di kerajaan kita untuk beberapa tahun kedepan, hanya untuk diambil kulitnya? kata sang penasihat.

“Tidakkah akan lebih baik jika kita cukup memotong selembar kecil kulit untuk menutupi kaki baginda? "

Mendengar nasihat ini Raja terkejut, tapi kemudian dia berpikir dan menyetujui saran penasihatnya. Penasihat Raja lantas memerintahkan pegawai kerajaan membuat sebuah alas kaki dari kulit sapi yang lembut untuk raja.  




Raja senang dengan sepatu kulit yang dibuatkan untuknya, kini dia bisa berjalan-jalan untuk melihat-lihat rakyatnya tanpa merasakan sakit di kakinya.



Ternyata untuk membuat hidup kita menjadi lebih baik, yang penting kita lakukan adalah mengubah diri kita, sikap kita, dan hati kita terlebih dahulu dan bukan orang lain atau dunia diluar sana.

إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ

"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri" QS. Ar-Ra'd (13:11)

Thursday, November 16, 2017

Wafatnya Nabi Muhammad SAWW

Setelah kembali dari perjalanan Haji yang dikenal dengan Haji wada’ (perpisahan) dimana peristiwa Ghdir Khum terjadi,  Nabi Muhammad saww jatuh sakit. Sebuah kelompok mengambil keuntungan dari kesempatan ini dan mengklaim diri mereka sebagai Nabi. Nabi Muhammad saww memerintahkan Nabi –nabi palsu itu diperangi karena berbahaya bagi ummat, akhirnya semua dari mereka terbunuh.

Suatu hari ketika Nabi sudah sangat sakit dan tidak sehat, beliau saww dengan bantuan dan Imam Ali as mengunjungi makam sahabat-sahabatnya di pemakaman Baqi. Kemudian beliau kembali ke rumah.

Hari demi hari, penyakit Nabi saww semakin parah sampai akhirnya Nabi saww menghembuskan nafas terakhirnya di pangkuan Imam Ali as pada hari Senin tanggal 28 Safar tahun 11 Hijrah, yang membuat seluruh dunia Islam sedih dan berduka.

Mengenai peristiwa syahadah Rasulullah saww, diriwayatkan dari Ummu Salamah,



"Demi Allah, orang yang paling dekat [kepada Nabi] pada saat kematian Nabi adalah 'Ali. Pada pagi hari ketika beliau akan meninggal, Nabi memanggil Ali yang sebelumnya dikirim keluar dalam suatu tugas. Beliau menanyakan Ali sebanyak tiga kali sebelum dia (Ali) datang. Kemudian Ali datang sebelum matahari terbit.  Jadi, karena kami berpikir bahwa Nabi membutuhkan privasi dengan Ali, kami keluar. Saya adalah yang terakhir keluar, karena itu, saya duduk lebih dekat dengan pintu (kamar Nabi) dari pada wanita lain, saya melihat bahwa Ali menundukkan kepalanya ke arah Nabi,  dan Nabi terus membisikkan sesuatu ke telinganya. Oleh karena itu, Ali adalah satu-satunya orang yang berada di dekat Nabi saat akhir hayatnya.”

Al-Hakim, dalam Mustadrak-nya meriwayatkan  bahwa:

"Nabi terus menyampaikan rahasia-rahasia kepada Ali sampai saat wafatnya, lalu beliau menghembuskan napas terakhir."

Ibn al-Wardi menunjukkan bahwa orang-orang yang memandikan jenazah Nabi adalah:

"Ali, Abbas, Fadhl Qutham, Usamah dan Shaqran. Abbas, Fadhl dan Qutham memutar tubuh, Usamah dan Shaqran menuangkan air, dan Ali meratakannya ke tubuh beliau."



Tarikh al-Khamis menambahkan hal berikut:

"Abbas, Fadhl dan Qutham memutar tubuh dari satu sisi ke sisi yang lain sedangkan Usamah dan Shaqran menuangkan air ke atas jenazah beliau, mereka semuanya ditutup matanya."

Ibn Sa'd menceritakan hal berikut dalam kitab Tabaqat-nya bahwa:

"Ali meriwayatkan bahwa Nabi telah memerintahkan yang demikian karena jika seseorang kecuali dirinya (Ali) memandikan jenazahnya, maka dia pasti akan menjadi buta."

Abdul-Barr, dalam bukunya Al-Isti'ab, mengutip 'Abdullah ibn' Abbas yang mengatakan: "Ali memiliki empat kehormatan khusus yang  luar biasa yang tidak satupun dari kita memilikinya:

• Dari semua orang Arab dan non-Arab, dia adalah orang pertama yang melaksanakan sholat bersama Nabi.

• Dalam semua pertempuran di mana dia berpartisipasi, dia satu-satunya yang memegang bendera Nabi di tangannya.

• Ketika orang-orang melarikan diri dari medan perang meninggalkan Nabi sendiri, 'Ali bin Abi Thalib berdiri tegak di sisi Nabi.
• Ali adalah satu-satunya orang yang memandikan dan menguburkan jenazah Nabi . "


Mengenai usia beliau, Abul-Fida 'menulis:

"Meski ada perbedaan pendapat tentang usia Nabi, namun menurut riwayat yang terkenal, beliau  nampaknya telah hidup selama 63 tahun."

Nabi Muhammad adalah saksi, pembawa berita gembira,  pemberi peringatan kepada umat manusia, juga penyeru kepada Allah serta cahaya yang menerangi kita semua

“Hai Nabi sesungguhnya kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan,’ dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi. (Al-Qur’an, surat Al-Ahzab ayat 45-46)

Beliau memang meninggalkan dunia ini, tapi risalahnya tetap abadi selamanya. Allah menekankan di dalam Al-Qur’an, surat Al-Hashr ayat 7

dan Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. 



Monday, November 6, 2017

Seperti Apa Imam Mahdi saat Muncul?



Pernahkah kita berpikir, jika usia Imam Mahdi begitu panjang, lalu bagaimanakah penampilan beliau nantinya saat muncul?


Imam al-Mahdi lahir pada tahun 255 H, dan saat ini berarti beliau sudah berusia sekitar 1183 tahun. Lalu, dengan usia setua itu, apakah beliau kemudian memiliki tubuh dan penampilan seperti kakek-kakek renta? Atau, apakah sebaliknya?? Bagaimanakah cara kita mengetahuinya??  


Jika kita ingin tahu bagaimana penampilan Imam Mahdi afts nanti saat beliau muncul, maka kita bisa mengetahuinya melalui apa yang dikatakan para Imam mengenai bagaimana penampilan Imam Mahdi saat nantinya muncul.

Lalu apa saja kata para Imam suci mengenai penampilan Imam Mahdi afts yang saat ini sedang kita tunggu? 

1 - Imam al-Bāqir mengatakan

هُوَ شَابٌ بَعْدَ كِبَرِ السِّنِ 

"Meski usianya sudah sangat tua, dia masih terlihat muda."

2 - Imam al-Sādiq berkata,

لَوْ خَرَجَ الْقَائِمُ لَقَدْ أَنْكَرَهُ النَّاسُ يَرْجِعُ إِلَيْهِمْ شَابّا

"Ketika Al-Qaim muncul, beberapa orang menolaknya karena dia akan mendatangi mereka sebagai pemuda."

3 - Dalam narasi lain dari seorang Imam suci, beliau berkata, 

فِي صَاحِبِ الزَّمَانِ ع شَبَهاً مِنْ يُونُسَ رُجُوعُهُ مِنْ غَيْبَتِهِ بِشَرْخِ الشَّبَابِ 

"Sesungguhnya Pemilik Zaman ini (Imam al-Mahdi) memiliki kesamaan dengan nabi Yunus. Dia akan tampak seperti seorang pria pada masa terbaik di masa mudanya."

4 - Imam Ali ar-Ridha juga mengatakan,

إِنَّ الْقَائِمَ هُوَ الَّذِي إِذَا خَرَجَ كَانَ فِي سِنِ الشُّيُوخِ وَ مَنْظَرِ الشُّبَّانِ قَوِيّاً فِي بَدَنِه

"Sesungguhnya, Al-Qaim akan berpenampilan seperti seorang pemuda, ia memiliki usia yang panjang seperti orang tua, tapi terlihat seperti pemuda dan kuat secara fisik."

5 - Imam al-Sādiq menyatakan,

إِنَّ وَلِيَّ اللَّهِ... يَظْهَرُ فِي صُورَةِ فَتًى مُوَفَّقٍ ابْنِ ثَلَاثِينَ

"Sesungguhnya Wali Allah, (Imam al-Mahdi afts) akan muncul, sama seperti seorang pemuda berusia tiga puluh tahun."

6 - Imam al-Hassan al-Mujtaba mengatakan,

يُطِيلُ اللَّهُ عُمُرَهُ فِي غَيْبَتِهِ ثُمَّ يُظْهِرُهُ بِقُدْرَتِهِ فِي صُورَةِ شَابٍ دُونَ أَرْبَعِينَ سَنَةً ذَلكَِ لِيُعْلَمَ أَنَّ اللَّهَ عَلى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

"Allah akan memperpanjang hidupnya pada masa keghaibannya, maka Allah akan membuatnya muncul dengan kekuatanNya, seperti seorang pemuda yang berusia di bawah empat puluh tahun. Hal ini agar orang-orang menyadari bahwa Allah mampu melakukan segalanya. "

Jadi, sesuai dengan perkataan para Imam, Imam Mahdi afts meski memiliki usia yang panjang, bahkan seribu tahun lebih, namun beliau akan memiliki penampilan seperti seorang pemuda yang kuat dan gagah.

catatan kaki:

1 Kamāl al-Dīn Wa Tamām al-Ni’mah, vol. 1, p. 327, hadith 7.
2 Al-Ghaybah by Sheikh al-Tūsī, p. 420.
3 Ibid, p. 421.
4 Kamāl al-Dīn Wa Tamām al-Ni’mah, vol. 2, p. 376, hadith 7.
5 Al-Ghaybah by Sheikh al-Tūsī, p. 420.
6 Kifāyah al-Athar, p. 226.


Saturday, November 4, 2017

Imam Mahdi Berasal dari Ahlul Bait Nabi




أبوسَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ 

«سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ص يَقُولُ الْمَهْدِيُّ مِنِّا أَجْلَى الْجَبْهَةِ أَقْنَى الْأَنْفِ يَمْلَأُ الْأَرْضَ عَدْلًا وَ قِسْطاً كَمَا مُلِئَتْ جَوْراً وَ ظُلْماً»




Abu Sa'īd al-Khudrī mengatakan,

"Saya mendengar Rasulullah saw bersabda, 'al-Mahdi berasal dari kami (Ahlul Bayt as). Ia memiliki dahi yang lebar dan hidung mancung. Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan setelah sebelumnya dipenuhi dengan ketidakadilan dan tirani. "

Sharh al-Akhbbār, oleh bin Hayyūn, vol. 3, hal. 379.

Monday, October 30, 2017

Induk Bebek dan Rubah



Suatu hari seekor induk bebek bersama dengan anak-anaknya berjalan menuju ke sebuah danau. Si Induk ingin mengajar anak-anaknya berenang. Anak-anak bebek itu sangat senang dan mengikuti induknya dengan riang.





Tiba-tiba induk bebek melihat seekor rubah di kejauhan. Dia ketakutan dan berteriak, "Anak-anak, cepat ke danau, ada rubah!"

Anak-anak bebek yang gugup berkeciap-keciap sambil berlari menuju danau. Tidak ingin si rubah menangkap anak-anaknya, si induk bebek segera berpikir apa yang harus dilakukan. Kemudian ia  mulai berputar dan, lalu berjalan mondar-mandir seperti kesakitan sambil menyeret satu sayap ke tanah.

Sang rubah yang melihatnya,  menjadi gembira. 

“Aha!” kata si rubah pada dirinya sendiri, "Sepertinya dia terluka dan tidak bisa terbang! Aku bisa dengan mudah menangkap dan memakannya!"

Segera sang rubah mengejarnya. 

Induk Bebek berlari, ia berlari menjauh dari danau sehingga rubah juga menjauh dari danau. Sang Rubah yang mengikutinya kini sudah jauh dari danau. Sekarang dia tidak akan bisa menyakiti anak-anaknya.

Saat berlari, si induk Bebek melihat ke arah anak-anaknya dan melihat bahwa mereka telah sampai di danau dan mulai berenang. Dia lega, jadi dia berhenti dan menarik napas dalam-dalam.


Rubah itu mengira induk bebek sudah lelah,  dan dia mulai mendekat pelan-pelan, tapi bebek betina itu tiba-tiba dengan cepat mengepakkan sayapnya dan terbang ke udara. Dia terbang sampai ke danau dan mendarat di tengah-tengah danau tempat anak- anaknya berada. Mereka berkeciap gembira menghampiri induknya. 



Anak-anak, tahukan kalian bahwa Allah mengilhamkan kepada beberapa ibu unggas untuk menyenderkan salah satu sayap mereka ke tanah ketika ada musuh yang mendekat? Dengan cara ini, mereka seperti menipu musuh  yang mengira mereka ini sedang terluka. Saat musuh mengikuti, hal ini akan memberi waktu bagi anak-anaknya untuk melarikan diri.

Kalau ibu bebek saja sangat sayang kepada anak-anaknya, sehingga rela mengorbankan diri demi menyelamatkan mereka, bagaimana dengan ibu kita? Ibu kita juga sangat sayang pada kita, ibu rela tidak tidur agar bisa menemani kita saat kita sakit, ibu rela seharian sibuk di dapur agar kita sekeluarga bisa makan enak, menyiapkan kebutuhan kita sekolah, bahkan terkadang ada juga ibu yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Ibu kita adalah malaikat penjaga yang dianugerahkan Allah untuk kita, karenanya kita harus bersikap sangat baik dan sayang kepadanya.

Wednesday, October 25, 2017

Siapa Lebih dekat kepada Allah? Si Kaya atau Si Miskin?



Saat itu Nabi Muhammad saww sedang duduk di masjid Madinah dan memberi beberapa nasihat kepada para sahabatnya sambil menunggu datangnya waktu shalat.

Sesaat kemudian seseorang yang kaya raya dengan mengenakan pakaian mahal datang dan duduk di hadapan Nabi untuk turut serta mendengarkan khotbah beliau.

Tak berapa lama, datanglah seorang lagi yang juga ingin mendengarkan khotbah Nabi, kemudian duduk disamping orang kaya yang tadi.

Orang yang datang kedua tadi tidak kaya, bahkan sebenarnya ia sangat miskin. Pakaiannya sudah usang dan penuh tambalan.

Orang kaya tadi, yang berada disebelah orang miskin itu tidak suka dengan kehadiran si miskin. Ia beringsut dan menarik pakaian mewahnya yang baru itu agar tidak terkena pakaian usang orang miskin yang baginya kotor itu.

Nabi Muhammad saww menyaksikan apa yang telah dilakukan orang kaya itu dan tidak menyukainya. 

Nabi kemudian bertanya kepada si orang kaya itu mengapa ia melakukan hal itu? Apakah karena ia takut kekayaannya akan berpindah kepada orang miskin itu, ataukah ia takut kemiskinan orang itu akan berpindah kepadanya?

Orang kaya itu, yang sebenarnya bukan orang jahat, menyadari betapa ia telah melakukan hal yang salah. Ia pun benar benar menyesal dan meminta maaf. Ia bahkan menawarkan untuk memberikan separuh dari seluruh kekayaannya kepada orang miskin yang duduk di sebelahnya itu.

Orang  miskin itu mengatakan kepada si orang kaya bahwa dia menerima permintaan maafnya dan memaafkannya, tapi tidak menginginkan setengah dari kekayaannya karena dia tidak ingin mendapatkan sesuatu yang bukan dari hasil kerja kerasnya.

Pesan Moral:
Di mata Allah berapa kaya atau miskin seseorang tidak ada bedanya. Orang yang paling dekat dengan Allah adalah orang yang menaati perintahNya dalam setiap tindakan.

Berdoa Memohon Disegerakannya Kemunculan Imam Mahdi Afts



Doa kita yang memohon disegerakannya kemunculan Imam Mahdi afts mempunyai pengaruh yang besar dan membuat kemunculan Imam akan terjadi dengan lebih cepat. Imam juga meminta kita untuk banyak berdoa memohon kpada Allah agar mempercepat kemunculan beliau. Hal ini beliau sampaikan dalam pesan beliau kepada wakilnya, Muhammad bin Usman al-Amri,


«أَكْثِرُوا الدُّعَاءَ بِتَعْجِيلِ الْفَرَجِ فَإِنَّ ذَلِكَ فَرَجُكُم‏» 


“Perbanyaklah berdoa untuk disegerakannya kemunculanku, karena hal itu membantumu keluar (dari masalahmu) 

-Kita harus banyak berdoa untuk kedatangan Imam, karena dengan berdoa kita menunjukkan bahwa  kita sangat membutuhkan beliau dan benar-benar menunggunya. Kita juga menunjukkan bahwa kita serius mempersiapkan diri akan kehadirannya dan tidak mengabaikan Imam Zaman kita.

-Tahukah kalian bahwa rahasia kemunculan Imam diletakkan dalam doa-doa yang kita panjatkan siang dan malam. Jika kita tidak mengadahkan tangan, memohon kepada Allah agar Imam Mahdi afts disegerakan kemunculannya, Imam tidak akan datang. 

-Kita juga harus tahu bahwa setelah setiap sholat wajib, doa-doa yang kita panjatkan akan dikabulkan oleh Allah Swt. Maka betapa baiknya jika kita mempersembahkan doa itu kepada Imam kita dengan meminta agar Allah mengizinkan kemunculannya lebih cepat.

Tuesday, October 24, 2017

Jalan ke Rumah Imam




Hari itu hari Jumat. Aku bersama dengan ibu dan bibiku pergi ke musholla untuk ikut bergabung dalam majelis do’a al-Nudbah pagi-pagi sekali. Di musholla, kami mempunyai majelis doa yang setiap hari Jum’at  melafalkan doa al-Nudbah.

Pada hari Jumat ini, aku senang sekali bisa ikut ibu untuk turut serta membaca Doa. Kebetulan sekolahku libur. Setelah pembacaan doa selesai, ibu beramah tamah dengan anggota majelis lainnya, lalu kami beranjak pulang.

Tadi malam hujan turun cukup lebat. Jalanan dan gang-gang menjadi benar-benar basah kuyup dan ada banyak genangan yang penuh air kotor. Jalanan jadi berlumpur. Kami mencoba melangkah perlahan dan berhati-hati agar pakaian kami tidak kotor.

Dalam perjalanan pulang aku bertanya pada ibu,

"Bisakah kita melihat Imam kita suatu hari nanti?" tanyaku.

"Tentu saja. Ada banyak cara untuk membawa kita kepada Imam," jawab Ibu sambil menatapku.

"Tapi tentu saja jika kita tidak membuat pakaian kita kotor dengan berjalan di gang yang kotor seperti ini.."  sahut bibiku sambil tersenyum menunjuk pakaian kami yang kotor terkena lumpur. 

Ibuku tertawa mendengar jawaban bibi. Aku menengok ke arah ibu dan menatap heran,

"Apakah jalan dimana Imam Mahdi tinggal basah dan berlumpur?" tanyaku.

"Tidak sayang,” kata ibu memberi jawaban sambil tersenyum mencium keningku,“ jalan ke rumah Imam sangat sehat dan bersih."

"Karenanya kita tidak boleh membuatnya kotor dan najis," lanjutnya.

"Apakah kita bisa membuatnya menjadi kotor?" tanyaku.

"Ya, dengan tindakan buruk kita," jawab ibu.

Kami bertiga masih berjalan menyusuri jalanan basah sambil sesekali melompat menghindari genangan air. Tapi aku masih penasaran dengan jawaban ibu.

“Bagaimana bisa, ibu?” tanyaku masih menunggu jawabannya.

 Ibu kemudian mengajakku sedikit menepi supaya kami tidak mengganggu orang yang berlalu lalang.

"Semua tindakan buruk kita seperti saat kita berbohong atau mengatakan sesuatu yang buruk adalah seperti menggali genangan air kotor di jalan menuju rumah Imam," kata Ibu melanjutkan.

"Kalau ada banyak genangan air kotor saat kita pergi ke rumah Imam, kita akan benar-benar basah dan kotor dan akan membuat rumahnya kotor juga." Bibi meneruskan jawaban ibu sambil sedikit mencubit pipiku dari belakang.

“Auch! Bibi!” jeritku kecil sambil mengusap pipi. 
 Tapi aku memikirkan apa yang dikatakan bibi. Bibi benar, aku tidak suka kalau jalanan ke rumah Imam jadi kotor gara-gara aku.

"Zainab tahu kan, tidak ada yang menyukai tamu kotor yang penuh dengan kotoran dan najis," Ibu berkata sambil tersenyum menatapku, membuatku jadi ikut tersenyum juga.

Kami sudah hampir sampai, bibi dan ibu masih mengobrol, tapi aku masih memikirkan percakapan kami. Aku menyadari bahwa jika aku ingin mendekati Imam, maka aku harus tetap bersih. Karenanya, aku tidak boleh melakukan perbuatan buruk. Karena setiap kali melakukan perbuatan buruk, maka itu seperti menambahkan kotoran di hatiku. Itu seperti menggali genangan air kotor di jalan menuju rumah Imam. Jika aku melewatinya, maka aku akan menjadi kotor juga.

Kemudian aku berkata pada diriku sendiri,

Wahai Imam al-Mahdi!

Bantulah aku untuk selalu menjadi anak yang bersih dan rapi. Aku tahu bahwa Engkau tidak ingin aku menjadi kotor. Bantu aku untuk tidak berbohong, tidak melakukan perbuatan buruk, dan tidak merusak jalan menuju rumahmu. Aku ingin benar-benar bersih ketika aku datang ke rumahmu atau ketika aku mengingatmu di dalam hatiku.



Thursday, October 19, 2017

Siapakah Imam Mahdi??



Imam Mahdi lahir pada tanggal lima belas Sya'bān pada tahun dua ratus lima puluh lima setelah hijrah (255 H).

Beliau lahir di kota Samarra, Irak, pada saat fajar di hari Jum’at. 

Beliau adalah Imam ke-12 dan Imam terakhir kita. Nama Imam sama dengan nama Nabi kita. Beliau  diutus oleh Allah untuk membuat semua orang di dunia mengikuti Islam. 

Beliau akan membersihkan seluruh dunia dari segala sesuatu yang tidak diridhoi Allah. Mahdi berarti "yang  diberi petunjuk". Beliau memiliki umur yang sangat panjang dan akan muncul saat Allah memutuskan.

Imam tidak terlihat tapi dia bersama kita, melihat kita, membantu kita, dan memperhatikan semua yang kita lakukan. Kita harus bersiap untuk menyambut kemunculannya.. Tapi, apakah kita seperti apa yang beliau harapkan?

Apakah beliau senang dengan perbuatan-perbuatan kita?


ISILAH TITIK DIBAWAH INI

1- Imam Mahdi lahir pada tanggal............ ..

2 - Umat Islam harus bersiap untuk.................. Imam Mahdi

3 - Kita harus berusaha membuat Imam Mahdi menjadi ............... dengan kita.

4 - Imam Mahdi akan ............ jika Allah memutuskan.

5 -Allah............... Imam Mahdi umur panjang.

6 - Mahdi berarti bahwa beliau adalah .............. oleh Allah.

7 - Imam Mahdi............. perbuatan yang kita lakukan



Thursday, October 12, 2017

Imam Hasan as dan Ilmu Pengetahuan




Imam Hasan as, seperti semua imam lainnya diberi pengetahuan Ilahi langsung dari Allah swt dan beliau telah menunjukkannya sejak kecil.

Pada suatu hati Imam Hasan as ditanya "Apa 10 hal kuat yang lebih kuat dari satu sama lain?" Imam Hasan (a.s.) menjawab:

Di antara hal-hal yang kuat adalah Batu;
Yang lebih kuat lagi adalah Besi yang digunakan untuk memecahkan Batu;
Yang lebih kuat lagi adalah Api yang melelehkan Besi;
Yang lebih kuat lagi adalah Air yang memadamkan api;
Yang lebih kuat lagi adalah Awan yang membawa Air bersama mereka;
Yang lebih kuat lagi adalah angin yang membuat  Awan melayang;
Yang lebih kuat lagi adalah Malaikat yang menggerakkan angin;
Yang lebih kuat lagi adalah Malaikat yang akan mencabut nyawa Malaikat yang menggerakkan angin;
Yang lebih kuat lagi adalah  yang Kematian yang akan mematikan  Malaikat Maut; dan
Yang lebih kuat lagi adalah perintah Allah (swt) yang memerintahkan Kematian.


Pada suati hari, penguasa Roma bertanya kepada Imam Hasan as, "Mahluk apa yang lahir tanpa ibu dan ayah atau laki-laki dan perempuan?" dan Imam Hasan (a.s.) menjawab:

Ada 7mahluk:

1.Nabi  Hazrat Adam as,
2.Sayyidah  Hawwa as,
3.Anak domba yang dikirim menggantikan Nabi Ismaeel as,
4.Unta Nabi Saleh as,
5.Ular Nabi Musa as,
6. Iblis dan 7.gagak yang mengajarkan cara mengubur kepada Qabeel bin Hazrat Adam (as).

Pertama Kali Seorang Anak Diberi Nama Hasan



Imam Hasan (a.s.) lahir pada tanggal 15 Ramadhan tahun ke-3 Hijrah. Namanya diberikan oleh Allah (swt) melalui wahyu kepada Nabi Muhammad saw. Nabi Muhammad diberitahu bahwa bahwa karena kedudukan  Imam Ali as disisi Nabi Muhammad (saw) adalah seperti kedudukan Nabi Harun as kepada Nabi Musa as, maka nama anak Imam Ali as harus sama seperti nama anak Nabi Harun as yaitu Shabbar yang dalam bahasa Arab artinya Hasan. Ini adalah pertama kalinya seorang anak bernama Hasan.

Monday, October 2, 2017

Ayat-Ayat Pendek

إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ

surat Huud ayat 114


artinya; Sesungguhnya kebaikan itu menggantikan keburukan.


إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ لِلْإِنسَٰنِ عَدُوٌّ مُّبِينٌ


Surat Yusuf ayat ke-5

Sesungguhnya setan itu bagi manusia musuh yang nyata


 وَالصُّلْحُ خَيْرٌ


Surat An-Nisa' ayat 128

dan perdamaian itu lebih baik


وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ


Surat Al-Hujurat ayat ke-11

Janganlah kalian memanggil dengan ejekan


 لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ


Surat Ash-Shaff ayat 02

Mengapa Kalian mengatakan yang tidak kalian lakukan


وَاللّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ


Surat At-Taubah 108

Dan Allah Menyukai orang-orang yang bersih

Monday, March 13, 2017

Fatimah binti Muhammad (sa): Belajar dan Menerapkan Pengetahuan


Suatu hari Nabi Muhammad (saw) datang ke rumah putri tercintanya Sayyidah Fatimah az Zahra sa. Disana putri Nabi itu bertanya sejumlah pertanyaan tentang hak-hak dalam agama. Di antara mereka adalah pertanyaan mengenai kewajiban seorang istri terhadap suaminya.


Salah satu dari banyak hal yang Nabi Muhammad (saw) katakan saat itu adalah, "Wahai Fatimah, Seorang wanita yang menuntut hal-hal yang berada di luar kemampuan suaminya, dihapus dari rahmat Ilahi."


Setelah pernikahannya dengan Imam Ali (as), Sayyidah Fatimah binti Muhammad (sa) tidak pernah meminta atau menuntut apa pun dari suaminya apapun yang sekiranya suaminya (as) tidak mampu dan malu untuk mengatakannya.


Suatu hari Imam Ali (as) bersikeras agar istrinya, Sayyidah  Fatimah binti Muhammad (sa), meminta  sesuatu darinya. Setelah didesak, Sayyidah Fathimah (sa) setuju dan meminta buah delima.


Imam Ali (as) kemudian dengan gembira membeli buah delima  dari pasar. Saat dalam perjalanan pulang  menuju rumah, matanya melihat seorang miskin yang sakit. Imam (as) bertanya kepada orang miskin itu apa yang dia inginkan, dan orang miskin menyatakan keinginannya untuk makan buah delima. Tanpa ragu-ragu, Imam Ali (as) menyerahkan delima yang semula beliau beli untuk istrinya tersebut.


Kemudian, ketika Imam Ali (as) berjalan menuju rumahnya, ia (as) merasa bersalah dan berpikir bahwa ini adalah pertama kalinya Fatimah binti Muhammad (sa) telah meminta delima dan ia tidak mampu untuk memenuhi keinginannya.


Meskipun Imam Ali (as) yakin bahwa Fatimah binti Muhammad (sa) akan senang mengetahui bahwa delima itu diberikan kepada orang lain dengan tujuan baik, namun, ia (as) masih merasa bersalah.


Saat itulah, Jibril datang kepada Nabi Muhammad (saw) dengan nampan berisi buah delima dari surga dan memberitahu kepadanya tentang apa yang telah terjadi. Nabi Muhammad (saw) kemudian memberikan baki/nampan itu untuk Salman Al-Farsi (ra) dan memintanya untuk mengirimkannya kepada Fatimah binti Muhammad (sa) sebelum Imam Ali (as) sampai di rumah.


Fatimah binti Muhammad (sa) bertanya, "Wahai Salman! Dari mana baki ini berasal?"


Salman Al-Farsi (ra) berkata, "Wahai Putri Nabi! Anda menyatakan keinginan Anda untuk delima kepada Imam Ali (as), ia (as) membelinya dan memberikannya kepada seorang pengemis miskin. Untuk tindakan tulus tersebut, Allah (SWT) telah mengirimkan baki ini dari surga sehingga keinginan Anda terpenuhi dan Imam Ali (as) juga diselamatkan dari rasa malu. "


Imam Ali (as) tiba di rumah dengan kepala tertunduk karena rasa bersalah. Begitu beliau masuk, beliau (as) bertanya, "Wahai Fathimah! Apakah aku mencium bau dari buah delima?"

Fatimah binti Muhammad (sa) berkata, "Wahai Ali! Delima ini adalah apa yang telah engkau  kirim. Engkau menyerahkan satu untuk pengemis dan sebagai balasannya Allah (SWT) telah mengirimkan delima-delima itu dari surga."


Kejadian di atas menunjukkan, bagaimana Sayyidah Fatimah binti Muhammad (sa) belajar dari ayahnya, Nabi Muhammad (saw) dan menerapkan pengetahuan yang sama dalam hidupnya.