Saturday, July 28, 2018

Imam Mahdi afts...Kelahiran dan Keghaiban

Imam Mahdi afts...Kelahiran dan Keghaiban



Imam Mahdi (as) lahir pada tanggal lima belas (15) Sha'ban pada tahun dua ratus lima puluh lima (255) setelah Hijrah. Kelahirannya dirahasiakan karena penguasa saat itu berusaha keras untuk membunuhnya jika beliau sampai ditemukan dalam keadaan hidup.

Masa kelahirannya saat itu, sangat mirip dengan Nabi Musa (as) yang juga saat ibunya mengandung, penguasa saat itu, Fir’aun, berusaha membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir, karena Firaun sangat percaya ramalan bahwa seorang anak akan dilahirkan untuk mengalahkannya dan aturan jahatnya.

Demikian pula, Kekhalifahan Abbasiyah saat itu sangat menyadari bahwa Imam Hasan Al-Askari, Imam yang ke-11, akan mempunyai seorang anak, yang akan menjadi Imam terakhir, yang akan mengalahkan semua kebatilan dan memenuhi dunia ini dengan kebenaran.

Nabi Muhammad saww bersabda mengenai kelahiran Imam Mahdi (as) "Dunia tidak akan berakhir sampai seorang pria dari keturunan Husain menguasai urusan dunia dan mengisinya dengan kebenaran dan keadilan setelah sebelumnya diisi dengan ketidakadilan dan tirani."

Keghaiban Sughra

Pada usia lima tahun, setelah kesyahidan tragis ayahandanya, Imam ke-11, Imam Hasan al-Askari,  Imam Mahdi mengalami keghaiban kecil atau keghaiban sughra. Selama periode ini, Imam Mahdi (as) melakukan kontak dengan para pengikutnya melalui wakil yang ditunjuk.

Keghaiban Kubro

Keghaiban sughra  berlangsung selama sekitar enam puluh sembilan tahun. Beberapa hari sebelum meninggalnya wakil keempat dan terakhirnya, Imam Mahdi (as) memberi tahu para pengikutnya, melalui wakilnya, bahwa tidak akan ada lagi wakil setelah kematian wakilnya yang sekarang,  dan setelah periode ini Imam Mahdi (as) akan pergi menjalani Keghaiban Besar (Kubro), yang akan berlanjut sampai hari Allah (SWT) memberikan izin kepada Imam Mahdi (as) untuk muncul lembal.

Selama periode ini, tidak ada yang bisa mendekati Imam Mahdi (as) melalui para wakil atau melalui kontak langsung. Berkaitan dengan lamanya dan pentingnya periode ini, Nabi Muhammad (saw) pernah ditanya tentang sifat kemunculan kembali Imam Mahdi. Dalam jawabannya, Nabi Suci menyamakan waktu kemunculan kembali Imam Mahdi dengan Hari Kiamat dan kemudian diriwayatkan ayat Alquran;

“Tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Hal itu amat berat bagi yang di langit dan di bumi. Hal itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba".  (Al Qur'an, 7: 187).

Imam Mahdi selama Keghaiban

Kemudian muncul pertanyaan sehubungan dengan periode khusus ini,"Lalu apa manfaat dari seorang Imam bagi para pengikutnya selama keghaiban?"

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus menyadari bahwa posisi dan peran seorang Imam tidak hanya untuk mengatur urusan dan kebutuhan umat Islam, melainkan ia adalah yang menghubungkan antara manusia dan Tuhan, hubungan antara materi dan dunia spiritual. Selain itu, ada atau tidak ada kehadiran fisiknya tidak berhunungan dengan posisi beliau dalam hal peran ini.Hal ini disampaikan oleh Imam Mahdi (as) sendiri;

'Kedudukanku (bagi masyarakat ) selama keghaiban adalah mirip dengan matahari ketika ia menghilang dari pandangan dan berada dibalik awan.'

Rasulullah Saw bersabda mengenai Imam Mahdi afts, ‘Memang benar, sumpah demi Allah Swt yang telah mengutusku sebagai nabi! Umat manusia mendapat keuntungan darinya dan dari cahaya wilayahnya pada masa gaib sebagaimana mereka mendapat keuntungan dari matahari kala berada di balik awan.”

MAHDAWIYAH..Pertanyaan ke-3....Apakah Imam Mahdi juga Disebutkan di Dalam Al-Qur’an?

Pertanyaan ke-3....Apakah Imam Mahdi juga disebutkan di dalam Al-Qur’an?



Ada jawaban tegas untuk pertanyaan ini juga. Banyak ayat-ayat Al-Qurʻan yang membuktikan keberadaan dan juga menyebutkan tentang pemerintahan Hazrat al-Hujjat (a.t.f.s.). Ulama terkemuka telah mencantumkan ayat-ayat tersebut dalam buku-buku mereka. Di antara mereka, Allama al-Majlisi (r.a.) layak mendapat perhatian khusus karena telah membawa banyak ayat-ayat tersebut dalam bukunya “Behar al-Anwar”, beberapa di antaranya disebutkan di bawah ini:

وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ

________________________________________
Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh.  (QS. Al-Anbiya ', 21: 105)


 هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
________________________________________
33. Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.


وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
________________________________________
55. Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (Surah an-Nur, 24:55)


وَنُرِيدُ أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الْأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِينَ
________________________________________
5. Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi), (Surat al-Qashas ayat 5)


Dengan menjelaskan ayat ini di dalam bukunya “al-Ghaibah”, Syaikh Tusi (ra) bersaksi bahwa hal itu engungkapkan tentang keghoiban, kemunculan kembali dan para pendukung Imam (atfs).

Dalam buku yang sama “al-Ghaibah”, Syaikh Tusi (ra) melaporkan sebuah riwayat dari Ameerul Momineen ‘Ali (a.s.), menguraikan ayat ini sebagai berikut:

“Ketika bumi menjadi terbatas dan ladang pembantaian untuk keturunan Nabi (s.a.w.a.), maka Allah akan mengirim Mahdi, untuk merendahkan musuhnya dan memuliakan walinya.”

    عْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يُحْيِي الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا ۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
________________________________________
17. Ketahuilah olehmu bahwa sesungguhnya Allah menghidupkan bumi sesudah matinya. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan kepadamu tanda-tanda kebesaran (Kami) supaya kamu memikirkannya. "(QS. al-Hadid, 58: 17)

Menjelaskan ayat ini Sheikh Tusi (ra) meriwayatkan dalam bukunya “al-Ghaibah” dari Ibnu Abbas sebagai berikut: “Pemberian kehidupan ke bumi setelah kematian dalam ayat ini mengacu pada Qa'im (ATFs) dari keturunan Muhammad (sawa). Setelah kemunculan kembali, dia akan memurnikan bumi dari semua kejahatan dan menghidupkannya melalui keadilan dan kesetaraan. ”

MAHDAWIYAH..Pertanyaan 2....Apakah Konsep Mahdawiyah Disebutkan dalam Kitab-kitab Agama Lain?

Pertanyaan 2....Apakah Konsep Mahdawiyah Disebutkan dalam Kitab-kitab Agama Lain?



Jawaban:

Sejumlah kitab suci agama lain menunjukkan secara meyakinkan membuktikan bahwa Mahdawiyah atau keyakinan pada Mahdi yang Dijanjikan, tidak hanya terbatas bagi kaum Muslim. Bahkan agama-agama lain memiliki keyakinan seperti itu:diantaranya,

Dalam kitab Injil, di Perjanjian Lama, tertulis bahwa:

"Hendaklah pinggangmu tetap berikat  dan pelitamu tetap menyala. Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari pesta perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya.
Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Karena itu bersiaplah juga, karena putra sang Manusia akan datang dalam waktu satu jam yang kamu tidak mengharapkannya. ”(Lukas 12: 35-36) )

Dalam Perjanjian Lama, disebutkan bahwa; “Sebuah tunas akan muncul dari tunggul Isai; dari akarnya sebuah cabang akan berbuah. Roh Tuhan akan bergantung padanya. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang  saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang.Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah  dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran.Ia akan menghajar bumi dengan perkataannya  seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik. Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya. Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya.Maka pada waktu itu tunas dari pangkal Isai akan berdiri sebagai panji-panji bagi bangsa-bangsa, dia akan dicari oleh suku-suku bangsa dan tempat kediamannya akan menjadi mulia. (Yesaya 11:1-10)

Dalam kitab Zabur atau Mazmur, disebutkan bahwa: “Orang-orang jahat akan dilenyapkan, tetapi mereka yang berharap kepada Tuhan akan mewarisi negeri. Setelah beberapa waktu, dan orang jahat tidak akan ada lagi; meskipun kalian mencari mereka, mereka tidak akan ditemukan. Tetapi orang yang lemah lembut akan mewarisi negeri dan menikmati kedamaian yang besar. ”(Mazmur 37: 9-12)


Sunday, July 15, 2018

Ayat-ayat Pendek





1.Menghindari Buruk Sangka

 إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ

Sesungguhnya sebagian Prasangka itu dosa (Q.S. Al-Hujurat ayat 12)


Pelajaran 1.

-agar  anak menghindar dari prasangka buruk
-agar tumbuh  sikap berpikir positif dan berprasangka baik pada anak
-agar anak sadar  bahwa buruk sangka berawal dari was-was, iri, dengki, atau riya
-agar anak bersikap kasing sayang kepada sesama


2. Memperhatikan makanan yang dimakan

فَلْيَنْظُرِ الْإِنْسَانُ إِلَىٰ طَعَامِهِ

 maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. (Surat 'Abasa Ayat 24)

Pelajaran 2.
-agar anak mengerti bahwa makanan yang baik mempengaruhi hati
-agar  anak paham perbedaan makanan halal lagi baik, dan halal namun kurang baik
-agar anak memiliki  kesadaran untuk memilih makanan yang sehat lagi baik
-agar anak mengerti adab saat makan


3. Saling mengingatkan

وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَىٰ تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ

Dan ingatkanlah, karena peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang mukmin

Pelajaran 3.
-agar anak membiasakan tradisi saling menasehati dengan kasih sayang
-agar anak mengerti adab saling menasehati
-agar anak bisa membedakan antara menasehati dan mengadu
-agar anak berani menyuarakan kebenaran dan berpegang teguh pada ajaran agama.

MAHDAWIYAH......................Pertanyaan 01



Pertanyaan Pertama (1)

Apakah yang disebut Mahdawiyah, apa  tujuan dari keyakinan dalam "Mahdawiyyah" dan kapan sejak kapan keyakinan itu ada?

Balasan:

"Mahdawiyyah" adalah keyakinan tentang penyelamat dunia. Semua agama langit, seperti Yudaisme, Zoroastrianisme, Kristen dan Islam menyebutkan dengan jelas tentang hal itu. Mereka berpendapat bahwa di akhir zaman nanti akan datang seseorang yang akan membebaskan masyarakat dari semua kezaliman dan penindasan. Melaluinya, kaum tertindas akan mendapatkan kembali hak mereka dan bisa hidup dengan bebas.

Keyakinan ini tidak terbatas hanya pada Islam saja, tetapi merupakan keyakinan yang dipegang teguh oleh semua agama. Pertolongan untuk yang lemah, penghentian penindasan dan dihidupkannya mereka yang telah meninggal adalah semua hal yang berkaitan dengan kepercayaan pada Mahdi yang dijanjikan. Studi menunjukkan kepercayaan akan  "Mahdawiyyah" sudah ada sejak sangat lama.

Hal ini (Mahdawiyah) telah mengalami distorsi di semua kitab suci kecuali Al-Qur'an. Tetapi kebenaran tidak pernah bisa dibasmi sepenuhnya. Beberapa kalimat masih ada dalam kitab suci- kitab suci kuno ini yang membantu kita dalam menelusuri keyakinan tentang Mahdi yang Dijanjikan di dalamnya. Keyakinan ini terkait dengan wahyu langit  dan Al-Qur'an Suci bersaksi tentang hal itu. Asalnya adalah wahyu Ilahi dan di luar jangkauan manusia mana pun.

Banyak riwayat membuktikan tentang akan datangnya Al Mahdi, sebagaimana dibuktikan oleh hadis dari Nabi (s.a.w.a.) ini:

“Bahkan jika hanya satu hari tersisa untuk akhir dunia, Allah yang Maha Kuasa akan memperpanjangnya sampai seorang pria muncul dari keluargaku. Namanya seperti namaku dan julukannya sebagaimana julukanku. Ia akan mengisi bumi dengan keadilan dan kesetaraan setelah dipenuhi dengan penindasan dan kezaliman.”

Sumber: https://www.al-islam.org/14-questions-about-imam-az-zaman-volume-1/question-1

Kepercayaan pada Mahdi bukan hanya doktrin esensial yang mengakar kuat dalam iman Islam. Hal  itu lebih merupakan perwujudan dari sifat manusia terlepas dari afiliasi agama seseorang. Karena itu adalah keinginan universal manusia secara keseluruhan untuk mencoba mencapai atau setidaknya menyaksikan realisasi tujuan akhir dari keberadaan mereka, di mana mereka akan mencapai kesempurnaan dan kebahagiaan sosial secara keseluruhan. Oleh karena itu, dengan alasan kebutuhan dan inspirasi batin, manusia akan melihat suatu hari ketika masyarakat akan dipenuhi dengan keadilan.

Lebih penting lagi, dari perspektif agama, konsep Mahdi adalah puncak perjuangan manusia di jalan mereka menuju Allah Yang Maha Kuasa. Ini adalah ketika Keadilan yang benar akan didirikan melalui tangan manusia tetapi dengan bantuan Ilahi mengakibatkan prevalensi kebenaran atas kebatilan dan semua cabangnya.

Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (Al-Qur'an, surat Al-Isra ayat 81)