Wednesday, March 27, 2013

Kelahiran Yang Dinanti



Langit dan seluruh alam seolah menahan nafasnya sore itu, anginpun bertiup perlahan menggoyang
pucuk-pucuk dedaunan pohon kurma di kota Samarra, Irak. Semesta seakan terdiam menanti kelahiran seorang pemimpin agung. Seorang Imam Mulia yang akan menegakkan keadilan dan memenuhi bumi dengan ketentraman setelah sebelumnya bumi ini dipenuhi dengan kezaliman.

Sore itu 14 Sya’ban 255 H, Imam Hasan Al-Askari mengundang bibinya Sayyidah Hakima untuk berbuka puasa di rumah beliau. Sayyidah Hakima, putri Imam Muhammad Al-Jawad adalah wanita suci dan mulia yang sangat dihormati di masanya.

Sayyidah Hakima memenuhi undangan dari Imam Hasan Al-Askari. Sesampai di rumah Imam, Beliau menyambutnya dan berkata,

“Bibi,tinggallah bersama kami untuk berbuka bersama malam ini, segera Allah SWT akan menggembirakan anda dengan kehadiran Wali-Nya,Hujjah-Nya atas ummat manusia dan Pemimpin mereka setelahku”

Sayyidah Hakima menjadi begitu bahagia mendengar kabar gembira yang disampaikan Imam.

“Wahai junjunganku dan pemimpinku, semoga jiwaku jadi tebusan bagimu. Dari siapakah ia akan lahir?” tanya Sayyidah Hakima
“ Dari istriku Nargis.” Jawab Imam.

Bergegas Sayyidah Hakima menemui  Nargis dengan berseri-seri,  Namun beliau  terkejut saat  melihat Sayyidah Nargis tidak kelihatan seperti wanita yang sedang mengandung.

Sayyidah Hakima menjadi resah dan berkata dalam hati, Nargis tidak kelihatan sedang mengandung. Dengan tersenyum Imam berkata kepada bibinya,
“Wahai bibi, janganlah bersedih, sesungguhnya Nargis adalah seperti Ibunda Musa as. sedangkan putraku ini adalah seperti Musa a.s. yang akan terlahir  secara rahasia dan tanpa pertanda. Pergilah kepadanya, ia akan melahirkan nanti di waktu Fajar.”

Di masa itu, Imam Hasan Al-Askari selalu berada di bawah pengawasan ketat  pemerintahan kerajaan Bani Abbas. Hal ini dikarenakan Khalifah telah mendengar akan terlahir seorang putra dari  beliau, seorang putra yang akan menjadi sang juru selamat dan akan menumbangkan semua kezaliman. Kerajaan Bani Abbas ketakutan kekuasaannya akan runtuh di tangan Imam Mahdi sebagaimana ketakutannya Raja Fir’aun akan  kerajaannya yang akan runtuh di tangan Nabi Musa as.

 Mereka berusaha membunuh Imam Hasan Al-Askari dengan berbagai cara namun selalu gagal. Mereka juga memenjarakan Imam dari satu tempat ke tempat lain,hingga menjadikan Imam sebagai tahanan rumah. Seperti Fir,aun juga, mereka menyiapkan pasukan tentara dan mata-mata untuk  selalu mengawasi kediaman Imam Hasan Al-Askari as., agar jika terdengar telah lahir seorang bayi laki-laki dapat segera mereka bunuh. Mereka lupa, sebagaimana Allah menyelamatkan Nabi Musa dengan menjadikan kehamilan ibunda Nabi Musa as tersembunyi, maka Allahpun dapat pula menyelamatkan Imam Mahdi  dengan menjadikan kehamilan Sayyidah Nargis tak terlihat.

Sore itu Sayyidah Hakima tinggal bersama Sayyidah Nargis hingga tiba waktu Maghrib, beliau kemudian  melaksanakan sholat dan selanjutnya duduk bersama  untuk berbuka puasa. Sayyidah Hakima senantiasa memperhatikan keadaan Nargis hingga beliau tertidur, sebentar kemudian beliau  terbangun di tengah malam. Lagi-lagi Sayyidah Hakima memperhatikan Sayyidah Nargis yang  masih  tidur, tak tampak tanda-tanda sebagaimana perempuan yang akan melahirkan.

Sayyidah Hakima lalu beranjak untuk melaksanakan sholat malam. Dengan khusuk beliau menghadap Allah SWT. Di akhir sholat,saat beliau melaksanakan witr, Sayyidah Nargis terbangun dan kemudian melaksanakan sholat di sampingnya.

Seusai sholat, Sayyidah Hakima melihat istri Imam Hasan Al-Askari itu kesakitan seperti akan melahirkan, bergegas beliau menghampirinya,
“ Apakah kau merasakan sesuatu? “ tanya Sayyidah Hakima
“Oh Bibi, aku merasakan sakit...” ucap Sayyidah Nargis agak merintih

Sayyidah Hakima berniat menolong Sayyidah Nargis dalam persalinannya. Dengan penuh kesabaran dan kelembutan beliau  berkata,

“ Tenanglah, bila Allah menghendaki, tak ada yang perlu engkau khawatirkan.”

Tiba-tiba seberkas cahaya sangat terang memancar diantara beliau danSayyidah Nargis hingga Sayyidah Hakima tak bisa lagi melihat Sayyidah Nargis . Dengan cemas Sayyidah Hakimah menemui Imam Hasan Al-Askari as dan melaporkan apa yang terjadi. Namun dengan tersenyum Imam meminta beliau kembali dengan berkata,

“ Kembalilah Bibi,tak lama lagi engkau akan melihatnya.”

Sayyidah Hakima kembali menemui  Sayyidah Nargis dan saat beliau sampai,tampaklah seorang bayi telah lahir. Bayi tersebut dalam keadaan bersujud, mengangkat jarinya menunjuk langit, melafazkan kalimat syahadat dan memuji Keagungan Allah SWT . Bayi mulia itu juga melafazkan  ayat ke-5  dari surat al-Qasas yang berbunyi,

“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi  itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi),”

Di tangan kanan bayi tersebut juga  tertulis ayat ke 81 dari surat Bani Israil yang berbunyi,

" Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.

Imam Hasan Al-Askari menyambut gembira kelahiran Imam Mahdi as, beliau  mengungkapkan sanggahannya terhadap usaha-usaha pemerintahan Bani Abbas yang terus menerus berusaha membunuh beliau untuk mencegah lahirnya Imam Mahdi. Beliau berkata,

“Orang-orang kejam ini berpikir dapat membunuhku agar  terputus keturunanku, betapa mereka telah meremehkan Kekuasaan Allah.”

(lulu)