Saturday, September 29, 2018

Arbain Imam Husain as




Pada Arbain tahun 61 H, Jabir bin Abdullah Al-Anshari menziarahi makam Imam Husein a.s. di Karbala bersama Athiyah bin Saad bin Junadah Al-Aufi. Athiyah adalah salah seorang ulama, mufassir dan ahli hadis yang lahir pada zaman pemerintahan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib a.s.

Al-A'mash meriwayatkan dari 'Atiyyah al-'Awfi, yang mengatakan: “Saya pergi bersama  Jabir bin 'Abdillah al-Ansari (semoga Allah merahmatinya), untuk mengunjungi makam al-Husain bin' Ali bin Abi Thalib as, dan ketika kami memasuki Karbala, Jabir mendekati tepi Sungai Furat, melakukan mandi dan mengenakan pakaiannya. Kemudian ia membuka dompetnya yang berisi su [tepung tanaman dengan aroma manis]. Ia menyebarkan parfum itu ke tubuhnya, setelah itu ia tidak melangkah kecuali dengan berzikir kepada Allah, sampai ia mendekati kubur [al-Husain as]. "

[Kemudian] ia berkata kepada saya, “Tolong aku untuk  menyentuh kubur (al-Husain as), dan saya menolongnya. Setelah itu ia jatuh pingsan tak sadarkan diri. "

Saya kemudian memercikkan sedikit air padanya, dan ia mulai sadar.

Lalu ia menangis dan merintih:

يا حُسين، يا حُسين، يا حُسين....


Ya Husayn … Ya Husayn … Ya Husayn

Di hadapan makam  al-Husain as, ia berkata: “Mengapa yang dicintai tidak menanggapi panggilan sang kekasih? Tapi bagaimana engkau bisa menanggapi, sementara pembuluh darahmu telah putus, dan tubuhmu telah terpisah dari kepalamu?

Aku bersaksi bahwa engkau adalah keturunan dari Nabi, dan putra dari Amirul Mukminin, dan keturunan orang-orang sholeh, dan keturunan para pemberi petunjuk, dan anggota kelima dari Ahlul Kisa, dan putra dari tuannya para pemimpin, dan putra Fatimah, penghulu para wanita. 

Bagaimana engkau tidak begitu, sementara tangan Pemimpin para Rasul saww adalah tangan yang menyuapimu,  dan engkau disusui dengan keimanan, dan dilatih oleh orang-orang saleh, dan disapih dalam keislaman.

Karenanya Engkau memiliki kedudukan yang agung  selama waktu hidup dan setelah kesyahidanmu. Namun, hati orang-orang yang beriman merasa sedih karena perpisahan denganmu. Mereka meyakini  kedudukan agung yang engkau miliki. Salam dan kebahagiaan dari Allah untukmu. Aku bersaksi, kisahmu seperti kisah saudaramu, Nabi Yahya putra Zakaria yang dipenggal kepalanya oleh thagut di zamannya.”

Kemudian Jabir menyapukan pandangannya ke makam para syuhada Karbala di sekitar makam Imam Husain a.s. dan menziarahi mereka seraya berkata, “Salam untuk kalian dan ruh-ruh yang berada di sekitar makam al-Husain as. Aku bersaksi bahwa kalian berada dalam keteguha, kalian telah menunaikan shalat, membayar zakat dan melaksanakan amar makruf nahi mungkar. Kalian berperang melawan orang-orang yang sesat. Kalian telah menyembah Allah hingga keyakinan mendatangi kalian. Demi Allah yang telah mengutus Muhammad saww dengan kebenaran, Kami bersama kalian dalam segala hal yang kalian alami.”

Aku (Athiyah) bertanya kepada Jabir, “Bagaimana kita bisa bersama mereka para syuhada Karbala, sementara kita tidak bersama mereka dan tidak mengayunkan pedang seperti mereka? Bahkan para syuhada ini telah berkorban, kepala-kepala mereka terpenggal, anak-anak mereka menjadi yatim dan istri-istri mereka menjadi janda.”

Jabir menjawab, “Hai Athiyah! Aku mendengar sendiri Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang mencintai suatu kaum, ia akan dibangkitkan bersama kaum tersebut. Barangsiapa yang menyukai perbuatan suatu kaum, ia terhitung dalam perbuatan tersebut. Demi Allah yang telah mengutus Muhammad saw. dengan kebenaran, niatku dan niat para sahabatku sama seperti niatnya Husain a.s. dan para sahabatnya. Atas niat itulah mereka mencapai kesyahidan.”

[Kemudian Jabir berkata kepada 'Atiyyah]: “Bawa aku ke arah rumah-rumah Kufah.”

'Atiyyah mengatakan: “Ketika kami mencapai titik tertentu di jalan, Jabir berkata kepada saya:' O 'Atiyyah, bolehkah aku memberi nasihat kepadamu? karena aku merasa  bahwa aku tidak akan bertemu denganmu lagi setelah perjalanan singkat ini?”

“Cintailah kekasih keluarga Muhammad selama orang itu mencintai mereka (aali Muhammad), dan jauhilah orang yang tidak menyukai keluarga Muhammad selama orang itu tidak menyukai mereka.  Karena jika seseorang selalu  berpuasa disiang hari  dan mndirikan sholat (di malam hari) serta berteman dengan kekasih aali Muhammad, maka pasti jika salah satu kaki mereka tergelincir karena dosa, kaki yang lain akan tetap berdiri tegak karena cinta kepada Aali Muhammad, karena Sesungguhnya kekasih aali  Muhammad akan kembali ke Firdaus dan orang yang memiliki kebencian kepada mereka akan kembali ke Api Neraka. '”


Wednesday, September 5, 2018

Keranjang Roti Jaka



Namanya Jaka Sobri. Teman sekelasku. Kami sama-sama duduk di bangku kelas lima SD Al-Hikmah. Kata ibu, Jaka dalam bahasa Jawa, berarti pemuda, sedang Sobri, berasal dari Bahasa Arab yang berarti kesabaran.

Mungkin karena itu, Jaka Sobri menjadi penyabar, sekaligus pemalu. Penyabar karena tak pernah membalas ejekan siapapun yang mengatakan rambutnya seperti ijuk, pemalu karena ia tak pernah berani membaur bersama kawan-kawan lain, meski sudah dua bulan ia pindah ke sekolah ini. Kasihan juga melihatnya sendirian saat waktu istirahat tiba, padahal yang lain bermain berkelompok-kelompok.


Lagi-lagi kulihat Jaka melamun di dalam kelas. Kadzim  yang baru masuk  menawarkan roti yang baru dibelinya dari kantin. Tapi, lho, kok Jaka malah salah tingkah?

“ Ti-tidak Dzim, buat kamu saja, aku tidak lapar.” Jaka melengos pelan, tampak bulir-bulir keringat dingin mengalir di pelipisnya.

Aku  jadi tertarik memperhatikan mereka. Jaka aneh, batinku. Masak, ditawari roti kok ketakutan? Sebegitu pemalunyakah Jaka? Lagi-lagi aku mengerenyitkan dahi heran.
Kadzim  menghampiriku.

“ Psst! Ja’far!” bisiknya, “ Menurutmu, ada apa sebenarnya dengan Jaka?”

Aku menoleh ke arah  Kadzim, sejurus kemudian, berganti memperhatikan Jaka.

“ Dia bukan pemalu, dia itu minder, ketakutan berada diantara kita, tepatnya.” lanjut Kadzim masih berbisik kepadaku.

Lagi-lagi aku memperhatikan Kadhim kemudian berganti memperhatikan Jaka.

“Hmmm...”gumamku.

Kadzim jadi gemas melihat ekspresiku yang sok serius.

“Hmmmmm!!”

Hi-hi-hi, Kadhim ikut ber hemm ria menirukanku  sambil menghempaskan dirinya di kursi. Aku hanya tersenyum.

Sepulang sekolah, aku menghampiri Jaka di dekat gerbang.
“Jaka!” panggilku.

Jaka tak membalas.

“Pulang bareng yuk?  Rumahmu ke arah Jl. Pandean kan?"

Kemarin aku  melihat Jaka lewat jalan itu, jalan yang sama menuju rumahku. Karena itu, aku menduga rumah Jaka dekat dengan rumahku. Tapi, mengapa lagi-lagi Jaka malah salah tingkah? Ia seperti ketakutan.

“Jaka? ” tanyaku lagi. Kali ini aku mengangkat alis agar terkesan sungguh-sungguh.

“A-aku mau pulang dulu.” Jaka menjawabku dengan gugup dan melangkah tergesa.

Tentu saja aku jadi bingung, kenapa sih, si Jaka ini? Aku kan bukan monster? batinku.

Eits, tapi, apa itu? Sesuatu terjatuh dari keranjang yang dibawa Jaka. Aku memungutnya. Ini kan, roti seperti yang di beli Kadzim tadi? Roti kesukaan anak-anak di sekolah ini? Oww,aku mengerti sekarang. Pikiranku  mengait-ngaitkan roti di tanganku dengan sifat minder Jaka. Rasanya aku jadi seperti detektif cilik. Aku menyimpulkan Jaka malu setiap hari menitipkan roti di kantin sekolah.

Malamnya aku tak kunjung bisa tidur, ingin rasanya menolong Jaka. Namaku Ja’far, kata ayah, aku diberi nama Ja’far Shodiq karena ayah ingin aku seperti Imam Ja’far Shodiq yang cerdas dan selalu bersama kebenaran dan kebaikan. Aku harus menolong Jaka. Tapi bagaimana?

Aku duduk di samping tempat tidur, Jaka akan minder bila aku langsung mengatakan bahwa aku sudah tahu siapa dia sebenarnya. Jangan-jangan malah nanti ia tak mau ke sekolah. Aku harus menemukan cara yang halus untuk menyadarkannya. Seperti Imam Hasan as dan Imam Husain as yang secara tidak langsung mengingatkan kakek tua tentang cara berwudhunya yang salah. Dengan cara itu, Imam telah membuat kakek tua menyadari kesalahannya tanpa tersinggung. Kususun rencana malam itu.

Paginya, Jaka lagi-lagi hanya melamun di kelas saat jam istirahat. aku yang sebelumnya sudah meminta bantuan Kadzim memulai aksi kami.

“Tapi aku tak mau! aku kan malu!” Kadzim menundukkan kepala.

“Iya sih, mungkin malu menjaga toko minyak wangi, tapi kan Abahmu cuma ingin kamu belajar menghargai hasil kerja orang lain, supaya kamu bijaksana nantinya. Lagipula, cuma sementara kan?” kataku menepuk-nepuk bahu Kadzim yang menelungkupkan kepala di kursi.

“Kamu mana tau, Ja’far? Orang tuamu kaya raya.” Kadzim menatapku cemberut.

Aku hanya tersenyum.

“Memang apa bedanya? Belajar menghargai orang lain tidak mengenal kaya miskin.” kataku. Apalagi sekaligus membantu orang tua.“ Iya kan, Jaka? “ aku meminta bantuan Jaka.

Jaka tampak kaget aku bertanya padanya. Aku tahu, kalau sesungguhnya Jaka memperhatikan perdebatan kami dari tadi.

“ Eh, iya.” kata Jaka gugup.

“ Kenapa kok iya? Kadzim bertanya.

Jaka yang bingung, tampak berpikir sebentar.

“Emm...karena orang tua sudah bekerja keras untuk kita, jadi kita harus membantu mereka. Kasihan orang tua kita.” Jawabnya pelan.

Aku dan Kadzim terdiam, kami sama-sama memandang Jaka.

“Benar sih, sebagai anak, seharusnya kita bangga saat Allah memberi kesempatan menolong orang tua kita.”  Kadzim menimpali ucapan Jaka, sambil memelaskan suaranya. Wajahnya makin dibuat prihatin.

Sebenarnya aku ingin tertawa melihat akting Kadzim, tapi kutahan. Aku dan Kadzim kini berpandangan, berharap rencana ini berhasil, seiring bel tanda masuk berbunyi.

Seninnya, aku berangkat lebih pagi. Ingin mempersiapkan diri sebagai Komandan Upacara Bendera . Saat sedang berlatih sendiri di lapangan, aku melihat Jaka datang dengan menenteng keranjang, aku yakin itu keranjang roti yang akan dititipkan di kantin.Aku  hanya tersenyum pada Jaka, tak ingin membuatnya minder dengan bertanya isi keranjangnya. Namun kali ini, tak seperti kemarin-kemarin, Jaka justru menghampiriku. Ia menyapaku.

“Ja’far, aku akan menitipkan roti ini ke kantin dulu, setelah itu aku ingin melihatmu berlatih, boleh?” Jaka bertanya sambil  menunjuk keranjang di tangannnya.

Aku mengangguk, agak terkesima melihat sikap Jaka yang tak gugup seperti kemarin. Meski masih agak malu-malu tapi Jaka berani menunjukkan bahwa ia membantu orang tuanya menitipkan roti di kantin. Mungkinkah seharian kemarin ia memikirkan percakapan kami di hari Sabtu? Ah, aku senang kalau Jaka bisa berubah. Kadzim pasti juga senang kalau rencana kami berhasil. Keren deh, akting Kadzim waktu itu, seperti artis Sinetron.


Saturday, July 28, 2018

Imam Mahdi afts...Kelahiran dan Keghaiban

Imam Mahdi afts...Kelahiran dan Keghaiban



Imam Mahdi (as) lahir pada tanggal lima belas (15) Sha'ban pada tahun dua ratus lima puluh lima (255) setelah Hijrah. Kelahirannya dirahasiakan karena penguasa saat itu berusaha keras untuk membunuhnya jika beliau sampai ditemukan dalam keadaan hidup.

Masa kelahirannya saat itu, sangat mirip dengan Nabi Musa (as) yang juga saat ibunya mengandung, penguasa saat itu, Fir’aun, berusaha membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir, karena Firaun sangat percaya ramalan bahwa seorang anak akan dilahirkan untuk mengalahkannya dan aturan jahatnya.

Demikian pula, Kekhalifahan Abbasiyah saat itu sangat menyadari bahwa Imam Hasan Al-Askari, Imam yang ke-11, akan mempunyai seorang anak, yang akan menjadi Imam terakhir, yang akan mengalahkan semua kebatilan dan memenuhi dunia ini dengan kebenaran.

Nabi Muhammad saww bersabda mengenai kelahiran Imam Mahdi (as) "Dunia tidak akan berakhir sampai seorang pria dari keturunan Husain menguasai urusan dunia dan mengisinya dengan kebenaran dan keadilan setelah sebelumnya diisi dengan ketidakadilan dan tirani."

Keghaiban Sughra

Pada usia lima tahun, setelah kesyahidan tragis ayahandanya, Imam ke-11, Imam Hasan al-Askari,  Imam Mahdi mengalami keghaiban kecil atau keghaiban sughra. Selama periode ini, Imam Mahdi (as) melakukan kontak dengan para pengikutnya melalui wakil yang ditunjuk.

Keghaiban Kubro

Keghaiban sughra  berlangsung selama sekitar enam puluh sembilan tahun. Beberapa hari sebelum meninggalnya wakil keempat dan terakhirnya, Imam Mahdi (as) memberi tahu para pengikutnya, melalui wakilnya, bahwa tidak akan ada lagi wakil setelah kematian wakilnya yang sekarang,  dan setelah periode ini Imam Mahdi (as) akan pergi menjalani Keghaiban Besar (Kubro), yang akan berlanjut sampai hari Allah (SWT) memberikan izin kepada Imam Mahdi (as) untuk muncul lembal.

Selama periode ini, tidak ada yang bisa mendekati Imam Mahdi (as) melalui para wakil atau melalui kontak langsung. Berkaitan dengan lamanya dan pentingnya periode ini, Nabi Muhammad (saw) pernah ditanya tentang sifat kemunculan kembali Imam Mahdi. Dalam jawabannya, Nabi Suci menyamakan waktu kemunculan kembali Imam Mahdi dengan Hari Kiamat dan kemudian diriwayatkan ayat Alquran;

“Tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Hal itu amat berat bagi yang di langit dan di bumi. Hal itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba".  (Al Qur'an, 7: 187).

Imam Mahdi selama Keghaiban

Kemudian muncul pertanyaan sehubungan dengan periode khusus ini,"Lalu apa manfaat dari seorang Imam bagi para pengikutnya selama keghaiban?"

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus menyadari bahwa posisi dan peran seorang Imam tidak hanya untuk mengatur urusan dan kebutuhan umat Islam, melainkan ia adalah yang menghubungkan antara manusia dan Tuhan, hubungan antara materi dan dunia spiritual. Selain itu, ada atau tidak ada kehadiran fisiknya tidak berhunungan dengan posisi beliau dalam hal peran ini.Hal ini disampaikan oleh Imam Mahdi (as) sendiri;

'Kedudukanku (bagi masyarakat ) selama keghaiban adalah mirip dengan matahari ketika ia menghilang dari pandangan dan berada dibalik awan.'

Rasulullah Saw bersabda mengenai Imam Mahdi afts, ‘Memang benar, sumpah demi Allah Swt yang telah mengutusku sebagai nabi! Umat manusia mendapat keuntungan darinya dan dari cahaya wilayahnya pada masa gaib sebagaimana mereka mendapat keuntungan dari matahari kala berada di balik awan.”

MAHDAWIYAH..Pertanyaan ke-3....Apakah Imam Mahdi juga Disebutkan di Dalam Al-Qur’an?

Pertanyaan ke-3....Apakah Imam Mahdi juga disebutkan di dalam Al-Qur’an?



Ada jawaban tegas untuk pertanyaan ini juga. Banyak ayat-ayat Al-Qurʻan yang membuktikan keberadaan dan juga menyebutkan tentang pemerintahan Hazrat al-Hujjat (a.t.f.s.). Ulama terkemuka telah mencantumkan ayat-ayat tersebut dalam buku-buku mereka. Di antara mereka, Allama al-Majlisi (r.a.) layak mendapat perhatian khusus karena telah membawa banyak ayat-ayat tersebut dalam bukunya “Behar al-Anwar”, beberapa di antaranya disebutkan di bawah ini:

وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ

________________________________________
Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh.  (QS. Al-Anbiya ', 21: 105)


 هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
________________________________________
33. Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.


وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
________________________________________
55. Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (Surah an-Nur, 24:55)


وَنُرِيدُ أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الْأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِينَ
________________________________________
5. Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi), (Surat al-Qashas ayat 5)


Dengan menjelaskan ayat ini di dalam bukunya “al-Ghaibah”, Syaikh Tusi (ra) bersaksi bahwa hal itu engungkapkan tentang keghoiban, kemunculan kembali dan para pendukung Imam (atfs).

Dalam buku yang sama “al-Ghaibah”, Syaikh Tusi (ra) melaporkan sebuah riwayat dari Ameerul Momineen ‘Ali (a.s.), menguraikan ayat ini sebagai berikut:

“Ketika bumi menjadi terbatas dan ladang pembantaian untuk keturunan Nabi (s.a.w.a.), maka Allah akan mengirim Mahdi, untuk merendahkan musuhnya dan memuliakan walinya.”

    عْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يُحْيِي الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا ۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
________________________________________
17. Ketahuilah olehmu bahwa sesungguhnya Allah menghidupkan bumi sesudah matinya. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan kepadamu tanda-tanda kebesaran (Kami) supaya kamu memikirkannya. "(QS. al-Hadid, 58: 17)

Menjelaskan ayat ini Sheikh Tusi (ra) meriwayatkan dalam bukunya “al-Ghaibah” dari Ibnu Abbas sebagai berikut: “Pemberian kehidupan ke bumi setelah kematian dalam ayat ini mengacu pada Qa'im (ATFs) dari keturunan Muhammad (sawa). Setelah kemunculan kembali, dia akan memurnikan bumi dari semua kejahatan dan menghidupkannya melalui keadilan dan kesetaraan. ”

MAHDAWIYAH..Pertanyaan 2....Apakah Konsep Mahdawiyah Disebutkan dalam Kitab-kitab Agama Lain?

Pertanyaan 2....Apakah Konsep Mahdawiyah Disebutkan dalam Kitab-kitab Agama Lain?



Jawaban:

Sejumlah kitab suci agama lain menunjukkan secara meyakinkan membuktikan bahwa Mahdawiyah atau keyakinan pada Mahdi yang Dijanjikan, tidak hanya terbatas bagi kaum Muslim. Bahkan agama-agama lain memiliki keyakinan seperti itu:diantaranya,

Dalam kitab Injil, di Perjanjian Lama, tertulis bahwa:

"Hendaklah pinggangmu tetap berikat  dan pelitamu tetap menyala. Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari pesta perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya.
Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Karena itu bersiaplah juga, karena putra sang Manusia akan datang dalam waktu satu jam yang kamu tidak mengharapkannya. ”(Lukas 12: 35-36) )

Dalam Perjanjian Lama, disebutkan bahwa; “Sebuah tunas akan muncul dari tunggul Isai; dari akarnya sebuah cabang akan berbuah. Roh Tuhan akan bergantung padanya. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang  saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang.Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah  dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran.Ia akan menghajar bumi dengan perkataannya  seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik. Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya. Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya.Maka pada waktu itu tunas dari pangkal Isai akan berdiri sebagai panji-panji bagi bangsa-bangsa, dia akan dicari oleh suku-suku bangsa dan tempat kediamannya akan menjadi mulia. (Yesaya 11:1-10)

Dalam kitab Zabur atau Mazmur, disebutkan bahwa: “Orang-orang jahat akan dilenyapkan, tetapi mereka yang berharap kepada Tuhan akan mewarisi negeri. Setelah beberapa waktu, dan orang jahat tidak akan ada lagi; meskipun kalian mencari mereka, mereka tidak akan ditemukan. Tetapi orang yang lemah lembut akan mewarisi negeri dan menikmati kedamaian yang besar. ”(Mazmur 37: 9-12)


Sunday, July 15, 2018

Ayat-ayat Pendek





1.Menghindari Buruk Sangka

 إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ

Sesungguhnya sebagian Prasangka itu dosa (Q.S. Al-Hujurat ayat 12)


Pelajaran 1.

-agar  anak menghindar dari prasangka buruk
-agar tumbuh  sikap berpikir positif dan berprasangka baik pada anak
-agar anak sadar  bahwa buruk sangka berawal dari was-was, iri, dengki, atau riya
-agar anak bersikap kasing sayang kepada sesama


2. Memperhatikan makanan yang dimakan

فَلْيَنْظُرِ الْإِنْسَانُ إِلَىٰ طَعَامِهِ

 maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. (Surat 'Abasa Ayat 24)

Pelajaran 2.
-agar anak mengerti bahwa makanan yang baik mempengaruhi hati
-agar  anak paham perbedaan makanan halal lagi baik, dan halal namun kurang baik
-agar anak memiliki  kesadaran untuk memilih makanan yang sehat lagi baik
-agar anak mengerti adab saat makan


3. Saling mengingatkan

وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَىٰ تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ

Dan ingatkanlah, karena peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang mukmin

Pelajaran 3.
-agar anak membiasakan tradisi saling menasehati dengan kasih sayang
-agar anak mengerti adab saling menasehati
-agar anak bisa membedakan antara menasehati dan mengadu
-agar anak berani menyuarakan kebenaran dan berpegang teguh pada ajaran agama.

MAHDAWIYAH......................Pertanyaan 01



Pertanyaan Pertama (1)

Apakah yang disebut Mahdawiyah, apa  tujuan dari keyakinan dalam "Mahdawiyyah" dan kapan sejak kapan keyakinan itu ada?

Balasan:

"Mahdawiyyah" adalah keyakinan tentang penyelamat dunia. Semua agama langit, seperti Yudaisme, Zoroastrianisme, Kristen dan Islam menyebutkan dengan jelas tentang hal itu. Mereka berpendapat bahwa di akhir zaman nanti akan datang seseorang yang akan membebaskan masyarakat dari semua kezaliman dan penindasan. Melaluinya, kaum tertindas akan mendapatkan kembali hak mereka dan bisa hidup dengan bebas.

Keyakinan ini tidak terbatas hanya pada Islam saja, tetapi merupakan keyakinan yang dipegang teguh oleh semua agama. Pertolongan untuk yang lemah, penghentian penindasan dan dihidupkannya mereka yang telah meninggal adalah semua hal yang berkaitan dengan kepercayaan pada Mahdi yang dijanjikan. Studi menunjukkan kepercayaan akan  "Mahdawiyyah" sudah ada sejak sangat lama.

Hal ini (Mahdawiyah) telah mengalami distorsi di semua kitab suci kecuali Al-Qur'an. Tetapi kebenaran tidak pernah bisa dibasmi sepenuhnya. Beberapa kalimat masih ada dalam kitab suci- kitab suci kuno ini yang membantu kita dalam menelusuri keyakinan tentang Mahdi yang Dijanjikan di dalamnya. Keyakinan ini terkait dengan wahyu langit  dan Al-Qur'an Suci bersaksi tentang hal itu. Asalnya adalah wahyu Ilahi dan di luar jangkauan manusia mana pun.

Banyak riwayat membuktikan tentang akan datangnya Al Mahdi, sebagaimana dibuktikan oleh hadis dari Nabi (s.a.w.a.) ini:

“Bahkan jika hanya satu hari tersisa untuk akhir dunia, Allah yang Maha Kuasa akan memperpanjangnya sampai seorang pria muncul dari keluargaku. Namanya seperti namaku dan julukannya sebagaimana julukanku. Ia akan mengisi bumi dengan keadilan dan kesetaraan setelah dipenuhi dengan penindasan dan kezaliman.”

Sumber: https://www.al-islam.org/14-questions-about-imam-az-zaman-volume-1/question-1

Kepercayaan pada Mahdi bukan hanya doktrin esensial yang mengakar kuat dalam iman Islam. Hal  itu lebih merupakan perwujudan dari sifat manusia terlepas dari afiliasi agama seseorang. Karena itu adalah keinginan universal manusia secara keseluruhan untuk mencoba mencapai atau setidaknya menyaksikan realisasi tujuan akhir dari keberadaan mereka, di mana mereka akan mencapai kesempurnaan dan kebahagiaan sosial secara keseluruhan. Oleh karena itu, dengan alasan kebutuhan dan inspirasi batin, manusia akan melihat suatu hari ketika masyarakat akan dipenuhi dengan keadilan.

Lebih penting lagi, dari perspektif agama, konsep Mahdi adalah puncak perjuangan manusia di jalan mereka menuju Allah Yang Maha Kuasa. Ini adalah ketika Keadilan yang benar akan didirikan melalui tangan manusia tetapi dengan bantuan Ilahi mengakibatkan prevalensi kebenaran atas kebatilan dan semua cabangnya.

Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (Al-Qur'an, surat Al-Isra ayat 81)